Selasa, 15 Maret 2016

Terlalu terlalu yang tak perlu

"jika melihat dari jauh saja sudah 'cukup', untuk apa mengenalnya lebih jauh?"
mungkin itu tepatnya kalimat yang ada di dalam otak seseorang yang sedang jatuh cinta namun terlalu pesimis untuk mendapatkannya, dia telalu mewahlah .. terlalu spesial untukku .. terlalu ganteng .. terlalu cantik .. dan terlalu terlalu lainnya. meskipun kata 'cukup' yang keluar dari fikirannya tak terlalu mewakili seluruh perasaannya yang sudah pasti ingin memiliki dia seutuhnya, ingin dicintainya apa adanya ..
seringkali otak kalah jika harus dibenturkan dengan perasaan yang sangat halus yang adanya hanya dalam hati .. apalagi kamu adalah perempuan.
apakah kamu seorang cerdas ? yang selalu mudah memecahkan masalah dalam pelajaranmu di sekolah, kampus dan lingkungan masyarakat?
untuk urusan perasaan mungkin bukan tempatnya otak mengambil alih terlalu dalam ..
kalau kita seorang perempuan yang tak begitu berani seperti sebuah lagu yang dinyanyikan vierra "hari ini ku akan menyataka cinta .." Hihihi, cukuplah Allah bagimu sebagai perantara perasaan yang tak mungkin tak memperdulikan hambaNya yang mau berserah diri dalam urusan apapun, termasuk cinta.
namun yang lebih baik berusaha, dalam artian yang tidak melanggar syari'at :)

Minggu, 11 Oktober 2015

BUKU.ku



DAFTAR ISI
Ø      BAB I (HIKAYAH MALAM)
v     Malam malamku
v     Kerinduan
v     Salam malam
v     Hujan I
v     Yang tersisihkan
v     Runtuh
v     Akhh…!
v     Asaku
v     Yang berubah I
v     Hujan II
v     Yang berubah II
v     Seribuku
v     Rumah rumah
v     Panggil …
v     Teman
v     Teman palsu
v     Bukan bulan
v     Syukur
v     Lilin kecil
v     Hikayat malam
v     Shalat
v     Debu
v     Sehari di bulan
v     Membuatnya sejenak senang
v     Seribu tahun
v     Pulang
v     Enam angka



Ø      BAB II (TERLAHIRLAH CINTA YANG BERBEDA)
v     Sepatu
v     Sulit
v     Perumpamaan
v     Surat berdebu
v     Sunyi
v     Nyanyian ombak
v     Aneh
v     Kerinduan itu = …
v     Pejuangku
v     Rindu
v     27 sept 09
v     Kisah cinta
v     Madu dara (Madura)
v     Kumbang rindu
v     Maksudmu …?
v     Puisi
v     Kekasih alam
v     Jam
v     Aku tau semuanya
v     Tetap sama
v     Bertahan
v     Mati rasa
v     Masa muda
v     Kenalkan aku
v     Terikatku
v     Resahku
v     Tetap
v     Sendiri
v     Kopi hitam
v     Anak Jawa menanti
v     Babu
v     Karenamu
v     Cerita anak bodoh
v     Biru
v     Ayah
v     Padang
v     Nafasku
v     Bila
v     Salam semuanya
v     tidur
Ø      BAB III (YANG TERIKAT)
v     Rasa rasanya
v     ALGHO
v     Tak sama
v     Terlalu pagi
v     Nenek tua
v     Doa menjelang sore
v     Pak haji
v     Tahun baru
v     Tinggi
v     Duplikat
v     Lebah
v     Katanya
v     Doa
v     Kesempurnaan
v     Waktu
v     Kesimpulan lain
v     Lagu terakhir
v     Istana sederhana
v     Aligator
v     Dua luka
v     Palestina cinta
v     Sang perebut
v     Alim
v     Abah
v     Terakhir
v     Ajal
v     Kegelapan
v     Kucing gila
v     Menyentuhnya
v     Al-Amien
v     Petuah ringkih
v     Momo
v     Lalat













BAB I
HIKAYAT MALAM









v     Malam Malamku
Malam malamku bagai lereng gunung
Mambawa lelah yang berkelit
Merenda durja bak ketinggian sebelah gunung
Kepalaku bagai gurun
Berseru seru inginkan kesegaran
Dari rasa atau sebatas kata
Yang tak lepas di manapun berada

Malam malamku bagai gedung tak berpintu
Kedap nada ataupun lirik tak ‘da lagu bergerutu
Malam malamku yang sayu
Seperti inikah ‘ku menyatu denganmu …?
*Malam sepi di bumi Djauhari, 20 nov 2010


v     Kerinduan
Rembulan menguliti kerinduankumalam ini
Bagai perang uhud dalam hati
Kencang kurasa debaran jantungku
Ia menatap nanar
Seolah tak kenali lambaian penantianku
Beriring ratapan halus
Padahal bunga liliku telah bermekaran
Sampai berpisah di suatu waktu
Namun mungkin kerinduan
Akan tetap jadi benih penimang rasa jenuh, selama lamanya
*Al amien


v     Salam Malam
Malam ini lampu masih benderang
Jalan jalan masih ramai
Mobil motor laju terjang angin malam
Sebuah ironi kehidupan

Malam ini kunang kunang kembali benderang
Cita cita tak lagi diiringkan
Cinta cinta salah diartikan
Pohon itu kerlap kerlip dititi kunang kunang
Ada sepasang kekasih sedang berbuat sewenang wenang

Malam ini bintang bintang bersinar
Bulan kembali terang
Sebuah dua buah
Andai saja bisa menua secepatnya
Bintang bintang genit, segenit kupu kupu cantik si malam

Malam ini sangat sepi
Di atas tikar pengaduan
Sebuah jadi beribu buah
Menjadi susah tuk di ungkap
Tangan menengadah bagai dihampar
Hanya di sini dirasanya sangat sunyi
 Di malam ini
*yang membosankan, nov 2010

v     Hujan I
Rintikan air dari langit itu … seperti bercerita
Pada hamparan tanah yang gersang dan yang diam
Bermalam suntuk di langit yang hitam gelap
Seakan menumpu tujuan pada akar akar kesepian
Dan menjadikan muara kesenangan
Daun daun basah walau tak dilihatnya hijau
Tak ada sekat kesedihan
*Prenduan, 4 Des 2010



v     Yang Tersisihkan
Dari sisi jiwa yang tersisihkan,
Mungkin tersingkirkan
Semerbak bau bak melati membusuk dalam kalbunya
Deretan nama tak terungkap lagi di benaknya
Saking banyak
Saking bertumpuk
Saking ganasnya
Sampai lupa

Dari sisi jiwa yang tersisihkan,
Mungkin hilang
Serentak semua kan jadi ilalang
Yang liar dan tak tersentuh
Namun damai abadi
Seperti jiwa yang terpaksa bahagia
*Prenduan, 4 Des 2010



v     Runtuh
Semua suara tak mampu meruntuhiku
Dengan apapun kecaman kejam
Namun,
Mengapa hanya dengan sentilan
‘ku runtuh beribu runtuh?!
*Prenduan, Des 2010

v     Akhh …!!
Ketika ‘ku temukan hidupku mengamuk
Di malam sepi bertudung angin berdesir
Seandainya ‘kutemukan satu tangkai
Kan ‘kutusuk udara biar berhenti
Seandainya ku temukan air
Kan ‘kusiram seperti kucing yang basah
Pada siapa dan apa saja
Aku ingin waktu berhenti
*Alpend, Des 2010



v     Asaku
Bertebaran di langit langit
Asaku …
Bingung ‘kuartikan keberadaanku
Ingin menjadi ini dan itu
Baz…!
Semua seakan hilang
Menembus ruang anganku
Aku teguh, aku rapuh
Teguh lagi
Rapuh lagi
Berdiri
Jatuh
Berdiri
Jatuh
Berdiri
Berlari
Berhenti
Aku masih kuat
Dengan segala asa yang menggelembung
Tak berani aku katakan
Sebelum semuanya terjadi
Asaku …
Masih bergelantung di langit langit putih kamarku
*TMI, 26 April 2010

v     Yang Berubah I
Semua yang hidup menjelma kunang kunang
Yang berkelap kelip kala malam
Tertawa melepas penat di muara bahu kelelahan
Jauh sebelum malam dijadikan siang
Ada gelisah di relung hati perempuan
Seperti setitik awan di langit hitam
Yang enggan jadi hujan
Tak mampu menghempas perkumpulan
Yang membuat lepas paksa si perempuan
Malam telah jadi siang
Jauh dari sebelum penyesalan
*Alpend, 20 nov 2010



v     Hujan II
“Hujan hujan pergilah …
Datang lagi lain hari …”
Bukan Dora
Tapi Hatori
Yang tak usir hujan
Namun diterjangnya
*Khodijah II/VI, Des 2010

v     Yang Berubah II
Aku menatap pada wajah alam
Membentang seribu keindahan
Menjulang tinggi langit tak terperi
Udara tak terasa telah menua

Kupandang isi hutan yang rindang
Pohon pohon hijau teduh tak terperi
Menyongsong sejuk pada paras alam
Bumi ini …

Kuperhatikan setiap jalan
Manusia berpantofel selalu lalu lalang
Bagai orang orang penting menyandang buku
Membuat naluri tergugah untuk melangkah

Seisi bumi berkobar
Saat kupandang dari sisi lubuk hati sendiri
Tak selamanya semua sedap dipandang
Sebab semua pasti kan terbakar

Dan tak semua juga bisa diinginkan
Sebab ia akan menjadi tak sedap dipandang
*Nov 2010



v     Seribuku
Aku melihat aku
Pada kamu
Sebagiannya juga
Seribuku komat kamit
Entah doa
Cinta
Seribuku …
Aku mencuri sedikit, padanya
Ada padamu dariku
Bagian apa?
Akupun juga kamu
Sehari hanya sehari, selamanya
*PUSKOM, 12 Mei 2012



v     Rumah Rumah
Baik, sejenak diam
“auh …”
Kamu berloncatan ..
Segenggam di tangan kiriku, aku tau
Setau dulu sebelum rumah rumah
Di dalam, di kedalaman, dalam sekali sampai kamu tak melihat
Malam malam rumah rumah …
*Memo, Mei 2012



v     Panggil …
Sun …
Matahari mengatakan sedang jatuh cinta
Malam malam pula
Apa yang dilihat?
Siapa yang tau, hah?
Katakan saja, aku tidak tau
Sun …
Lelah, dicinta
Sun …
Mengatakan malam malam lagi
Tanpa tertawa, hanya untuk memanggil …
*Memo, Mei 2012



v     Teman
“Menurutmu teman itu seperti apa?” Tanya hati
Nurani menjawab “yang menemani meski tak dengan raga”
“Maksud kamu?” Hati tak mengerti
“Dia menyerupai aroma desauan angin sejuk di tempat kita mengarah”
“Aku makin tidak mengerti”
“Makin kamu tidak mengerti makin bagus”
“….”
*kejauhan hati, di akhir tahun 2011 yang indah

v     Teman Palsu
“Menurut kamu teman palsu itu seperti apa?” Hati bertanya kembali pada Nurani
Nurani sejenak berpikir, “dia hanya ikut tertawa saat kita tertawa, tapi tak ikut menangis saat kita menangis …”
“Hm?”
“Ya, dia tak pernah lakukan sesuatu untuk membuat teman itu tertawa saat sedih”
“Kamu tau dari siapa?”
“Banyak temanku yang seperti itu”
“Termasuk aku?”
“…. Mungkin”
*Des 2011



v     Bukan Bulan
Terangnya yang semampai bulan
Auroramu begitu memancarku
Menembus ke sudut udara kosong
Di sendi sendi hati yang lelah
Namun pada saatnya
Aku tak terlalu terpesona
Melihat retakan kawah
Meskipun kau bukan bulan
*19 April 2012

v     Syukur
Pernahkah kau berfikir bagaimana Allah memerintahkan malaikatNya untuk menurunkan hujan?
Pernahkan kau berfikir seberapa sakit, pedih, perihnya saat malaikat lain mencabut nyawamu dari ujung kaki hingga ubun ubun?
Kawan, pernahkah terlintas dalam benakmu, berapa banyak bayi yang dilahirkan ataupun manusia yang mati pada setiap harinya?
Wallahi, aku terbuai pada angin sepoi yang mengiringi gerimis lembut ini, pada bebunyi tik dan tik yang menggema di telingaku
Mungkin dinginnya memang membuat sakit, tetapi jauh di lubuk hati … aku merasa damai,
Seperti batu kotor yang dibasuh hingga bersih dan berkilau …
*Balai pertemuan, 2012

v     Lilin kecil
Ini cerita tiga masa silam
Saat aku baru menjajari tinggi kakakku
Terasa pudar sekitar arahku
Akupun menyinarinya sendiri
Dengan kebebalan lilin kecil di pangkuan
Muncul beberapa sapa
Aku kira keakraban kan tercipta
Namun semua terjadi seperti yang kumimpikan
Lalu terjadi lagi
Seperti yang kumimpikan lagi
Aku bebal memang
Tapi ketika lilin kecilku jatuh
Aku masih membebani diriku dengan kecintaan yang tiada terhenti
Sampai  saat ini
Kubertanya,
Kapankah ku kan merelakan?
*13 MEI 2012



v     Hikayat Malam
Kutemukan Engkau di sepertiga malamku
Membelai sekujur tubuh yang kedinginan
Haus akan kasih
Yang tak asing untuk mereka yang sedikit …
Aku mau, Tuhan
Mau sekali dan untuk nanti
Bukan memberiku mimpi, Tuhan
Malam sesunyi gelapnya
Suatu yang tak bisa di atas kelalaianku
Menjadi aku yang bukan sesungguhnya aku
Berikan aku, Tuhan
Ketika jangkrik bersama katak bernyanyi nyanyi
Jika Engkau berikan aku
Sepanjang lariku, mencari …
Setiap peristiwa di dalam waktku, ku kan abadikan dalam jiwaku
Di dalam sujudku, Engkau kutemukan
*14 Mei 2012



v     Shalat
“Seseorang melaksanakan shalat selama 50 tahun, dan tak ada yang diterima sedikitpun dari shalatnya …”
Buku,
Merah mata melek
Melek semelek meleknya melek
Melek!
Shalat, aku tau dari siapa?
Aku juga shalat
Shalat, shalat … shalat …
Tuhanku, Engkau kabulkan segala permintaan
Namun ingin ku pahami, seberapa banyak shalatku Engkau qobil …?
*14 mei 2012

v     Debu
Gemeeeetar ..
Debu debu terbang,
Wush, wush, wush ..
*140512



v     Sehari Di bulan
Sehari, di bulan
Ada aku di sana
Menangkis udara penuh ragu
Aku membiarkan diriku dalam sayangku
Sehari, di bulan …
Sebab bertanya pada bulan haru ragu
Hilang … baru dilahirkan
*140512

v     Membuatnya Sejenak Senang
Kututup sedikit tirai gengsi
Di atas maut panjang yang menyela hidupku
Sesakit kesurupan di siang penuh petang gunduk awan hitam
Aku menanti basuhan seorang malaikat …
Jika tidak turunnya hujan sementara
Ya Tuhan, aku menyeleweng mautku
Aku belum memulai cahayaku
Yang membendakan setiap mata perak yang Kau kasihi itu
*P-JaiBee, 3 Juni 2012



v     Seribu Tahun
Matematika kesenjaan mertua yang membagi seperti faroid lampau
Segalanya buatan biru segan buat Anisa, memakai jilbab keungu unguan pelangi tanpa warna menonjol di lempengan perasaannya,
Anisa, seribu tahun sekali membaginya seperti matematikawan yang faroid
Sehentak muka muka jenuh ketemu jalan
Seribu tahun sekali, hanya.
*3 Juni 2012

v     Pulang
Bertanya,
Kapan pulang beserta sekedar menjinakkan pahitnya lisan lisan
Namun sekedar pulang menukar kata yang sia sia di undak jantung
Menghantam bagian kita semuanya
Satu, di sini
Juga kepunyaan kita senandung pena bertebarkan duka yang terbungkus hati ceria kita
Aku dan kita tau, kan?
*3 Juni 2012



v     Enam Angka
Nomor enam dari sekarang
Bungkusannya yang belum siap meneguk jauhnya keinginan
Biar bilang pelit segudang gudang …
Bukannya tidak kasih dua tahun lebih sampai nanti
Cuma enam angka saking keras anginnya, masuk angin pikir pikir …
*UP, 3 Juni 2012







BAB II
TERLAHIRLAH CINTA BERBEDA












v     Sepatu
Kulihat sepatu sudah mengelupas
Tanda aku tak melangkah lagi
Kulihat hujan turun deras
Tanda aku tak ingin beranjak
Kulihat engkau di teras
Tanda aku …
Apakah aku tak mampu?
*Alpend, 01’02’2010

v     Sulit
Besok besok cinta tak boleh mampir lagi
Yang punya sejuta pintu di hati
Sampai lelah ditutupnya
Begitu hati yang mudah terpesona
*Alpend,01 des 2010



v     Perumpamaan
Jika kau adalah matahari
Maka aku tak ingin siang berganti
Juka kau addalah bulan
Maka aku tak ingin purnama berakhir
Jika kau adalah gunung
Maka aku tak akan berhenti mendakinya
Jika kau adalah lautan
Maka aku tak ingin berhenti menyelaminya
Jika kau adalah buku
Maka aku akan terus membacanya
Berulang ulang …
Jika kau adalah udara
Maka aku tak akan menyeka nafas seumur hidupku
Jika kau adalah sekolah
Maka aku akan selalu belajar di dalamnya
Jika kau adalah penjara
Maka aku ingin selalu menjadi narapidana
Jika kau adalah warung nasi
Maka aku akan selalu makan di sana
Jika kau adalah bank
Maka aku akan selalu menabung uangku di sana
Jika kau adalah buku tulis
Mak tanganku tak akan berhenti untuk menulis,
Meskipun buku itu telah penuh
Jika kau adalah pelajaran
Maka aku akan selalu mempelajarinya
Jika kau adalah rumah
Maka aku tak ingin keluar kemanapun
Dan jika kau adalah cinta …
Maka aku tak ingin berhenti merasakannya
*suatu hari di bawah sinar lampu

v     Surat Berdebu
Tak kubaca dengan abu
Tak ternilai kubergerutu
Sampai mati sampai berdebu
Surat itu di pangkuanku
Sejatinya kau tak ada hati
Pada sunyinya kubernyanyi
Meski tak ada arti
Dalam penantian ini
*TMI, nov 2010



v     Sunyi
Suara ramai katak pagi terlahap habis
Oleh suara deretan tajam memekakkan
Di hati tanpa bunyi
Meratapi segala isi
Tak mampu hanya dengan ilusi
Tak bisa tercipta lagi puisi
Biarkan angin tak lagi berhembus
*Alpend, nov 2010

v     Nyanyian Ombak
Jika ombak ingin berkata
Ada jeda menyakitkan sebelum ia sampai
Merembes dilorong air
Hawa hangatnya menjadi sebongkah kebingungan
Entah akan kemana air asin bertemu
Dengan teman seperairan yang selalu dikenal
*Prenduan, nov 2010



v     Aneh
Kupu kupu bersinggah di daun, putih …
Sayapnya yang pucat
Meremas tangkai jadi enyuh
Tak berdaya,
Kulempar batu ke arah mawar
Mawar jadi rusak
Entah dengan apa hati berposisi
Tiba-tiba ia merasa suka
Lalu sedih tak terhingga
Kalaupun ia datang
Sungguh apa kan dipandang
*TMI, nov 2010



v     Kerinduan Itu = 
Kerinduan jadi sebuah pertanyaan
Yang sesekali menyiksa batin
Lihat siapa yang menjadi korban!
Semua orang malah menyalahkan
Tak ada yang mengerti arti kerinduan

Yang berarti hanya siksaan dalam dada
Yang bergemuruh, meluluhlantakkan keteguhan
Namun indah saat mengenang

Entah apa di fikiran orang orang yang merindu
Ia menjadi semakin sering dicemooh orang
Sebab ia suka tertawa
Tanpa sebab yang sebenarnya bersebab
Tapi ia senang dan tenang

Mungkin rindu juga sebuah keasyik-masyukkan
Yang merajai setiap perlakuan
Terhadap orang, siapapun itu
Kerinduan adalah penaklukkan
*21 nov 2010


v     Pejuangku
Pejuangku,
Punya mimpi-mimpi yang tak tercapai
Yang tak mungkin
Hanya berkobar saja
Ketika tak dilihat orang
Yang indah …
Meski terjadi, meski hanya sekali
Meski konyol …
*3 Des 2010

v     Rindu
Gelapku merindukanmu
Terenyuh enyuh diterpa ombak
Tetap diam tak bergerak
*Ratim, 5 Des 2010



v     27 Sept ‘09
Tertatih tatih tuk sekedar mengendus satu huruf
Dari relung hati yang tak menentu
Diintip garisan senja di balik bambu bambu kecil
Tersenyum saja yang ku mampu
Di awalku merasakan deburan katamu
*6 Desember 2010

v     Kisah Cinta
Skenarionya dari Tuhan
Begitu rumut dimaknakan
Bisa gila jika dipaksakan
Begitupun ketika aku menjadi angin
Tak ingin aku masuki kisah itu
Kisah cinta,
Sebab aku takut membeku
*Madura, April 2010



v     Madu Dara [Madura]
Senin,
Sepertiga anyar begitu murni
Mengajarkanku menulis keterbatasan yang tersyukuri
Selendang selendang doa yang bilang makan ilmu
Sedap
Nikmat
Percaya aku padanya, sekalian …
Aku juga mengatakan begitu
Sejak menangis tak semudah di kampungku
Aku melihatnya benar benar …
Madura,
Semanis madu doa doa terpanjat penuh cinta
Sekental darah aku memilikimu …
Semenjak itu juga
Dan akan menjadi sampai akhirat
*PUSKOM, 12 mei 2012



v     Kumbang Rindu
Semenjak kududukkan nafas di sini
Erat talimu mengikat
Sayang engkau penuh luka, kugores gores …
Darimu, semenjak kududukkan nafas di sini
Segenggam kisah untuk hayatku
Aku tau, semenjak itu aku jauh berbeda
Menggenggamnya tak seerat kau merasakan
Semenjak itu …
Mulailah engkau meletakkanku jauh meski di sudut hatimu ku berada
Semenjak itu meletup rasa rindu
Hingga kini, yang masih menggeliati sumbu di hati
Rindu centengan semangatmu, sambal senyummu
Kau yang mengamuk penuh kasih nan cinta
Ibunda,
Berada sejauh matahari terbit, ‘pun tetap diam
Bersinarkan cahya abadi
Kubayang ini sudah kududuk di sini
Dengan nafas dirasuki rindu
Ku duduk membayang tetap
Di tilam Sukowono …
Di kampung penuh sesak ketentraman
Penuh angin angin …
Penuh kumbang kerindu rinduan …
*BULAN, 2 April 2012

v     Maksudmu ?
Maksudmu aku melamar tempat
Di teluk kisahmu?
*BULAN, April 2012

v     Puisi
Puisi indah untuk sore ini
Namun hati kacau
Dan kalut
Ada yang berkelahi di dalam mataku
Antara rumput hijau melintang
Dan mega merah di langit yang mengakar
Bukan,
Hanya yang tak tau untung
Merusak pandanganku sore ini
Mungkin benar
Angin yang menderu itu
Tak lagi ada di benak sang penyair
*TMI, 2009-2010

v     Kekasih Alam
Di telingaku,
Kudengar lagu sedih dari pohon pohon jati itu
Meliuk mengembuskan bunyi
Bagai engsel pintu berkarat
Di sudut otakku pohon pohon itu menari
Mengeluarkan bunyi bunyi aneh
Bukan lagi seperti engsel pintu berkarat
Mereka tertawa
Kudengar lagu cinta ranting yang patah
Ia merindukan rumbai
Kekasihnya …
Aku tak mengerti
Ketika kulihat dedaunan
Diam mematung saat angin menerpa
*TMI, kapanpun…



v     Jam
Jamku untuk waktu
Berjalan rileks
Tak pelan tak pula lari
Waktuku
Menyisakan pahit
Juga kenang kenangan manis
Seikat gulali di lidiku
Bibirmu masih kering
Oleh kata,
Bibirku kelopak rindu
Mengucap satu satu
Helaian asam yang kecut kurasa
Kekasihku dirimu
Merambat pelan
Entah membangun
Entah menghancurkan
*Alpend,25 feb 2011



v     Aku Tau Semuanya
Ku tau kau merindukanku
Dari cara kau menbenciku
Ku tau kau menginginkanku
Dari cara kau menghindariku
Ku tau kau sangat menyayangiku
Dari cara kau sebutkan
Bahwa tak ada lagi kasih sayangmu untukku
Ku tau kau mencintaiku
Dari cara kau … menghantu pada malam jumat shalawat nabiku
*2011
v     Tetap Sama
Marakku tak pernah acuhkan kedatanganmu
Pada cahaya yang berbinar terang
Seperti kunang di malam gulita
Engkau secukup yang aku silaukan
Menitik sebesar engkau menaruhnya
Biarpun tak pernah sempat kupaling
Wajahku masih menghadapmu
Seperti dulu aku menatap jauh
Ke kejauhan, jauh …
Sejauh aku memberimu detik detik itu
*April 2011
v     Bertahan
Dahan itu tak mengering sekalipun
Bertahan,
Dingin
Panas
Salju dan matahari kemarau
Tak satupun daun daun gugur
Persis,
Seperti pertama kali
Ada orang yang menanamnya
*3411



v     Mati Rasa
Aku tak pernah tau
Segelintir suka ataupun duka
Di sekitar rerumputan yang lapang
Di hatimu
Seberapa seringnya hujan jatuh
Pada sisi keingintahuanku
Rintikan air itu masih membasuh
Bukan menghapus
Tak lebih kuat
Dari embun yang terbiasa di pangkuanmu
Setiap hari
Yang enggan jatuh
Sampai betah dan tak mau
Digantikan gerumun hujan
Dan aku tau
Sambaran petir yang mungkin padaku
Takkan melebihi
Setitik embun yang selalu bersamamu
*23.56 wib. 17April 2011



v     Masa Muda
Kadang kita tak mengerti
Saat ada yang lain di hati
Berteman sepi

Kadang kita bingung
Dengan masa depan
Yang berubah ubah …

Merasa tak berarti
Dan tak ingin hidup lagi

Merasa suka
Dan ingin hidup selamanya

Semakin rumit
Bahwa nyatanya banyak sekali pilihan
Yang harus kita tentukan
Meski keyakinan tak sekuat kenyataan

Saat ini mungkin itu semuanya seperti mudah
Namun suatu saat
Hingga kita bertemu dengan kenyataan itu sendiri
Maka kita akan mengerti

Betapa berartinya
Hari ini,
Masa muda kita, teman.
*4710



v     Kenalkan Aku …
Aku anak tetangga
Yang kaya raya
Punya mobil banyak …
                                    Aku adik pengusaha
                                    Yang setiap hari
                                    Kerjanya baca koran tentang infotaintmen
Aku sepupu dokter
Yang punya rumah sakit
Di jalan Soekarno-Hatta
                        Aku cucu konglomerat
                        Yang banyak uang
                        Beli apa saja bisa
                                                            Aku tak pernah lelah
                                                            Hanya buang tenaga
                                                            Untuk bekerja
            Aku tak susah
            Juga tak resah
Aku tak berfikir
Aku hanya duduk
Sebab banyak yang sayang padaku
                                                Aku cinta makan
                                                Aku cinta tidur
                                                Aku cinta musik
Tapi aku tak suka belajar
Aku tak suka sekolah
Aku tak takut bodoh ..
Sebab aku tau hidup hanya untuk kaya
Dengan uang
Aku bisa jadi pintar
Aku bisa punya ijazah
Aku bisa membeli semuanya
Kubeli kau …
Juga bisa!
Kenalkan, aku … gila!
*160710



v     Terikatku
Siapa yang membiarkan kedua kutub tertinggal jauh dari cahaya?
Hingga kebekuan itu menyerupai keduanya?
Sayang, kutubku kedinginan akan cahaya …
Apa dibiarkan saja semesta membentang kita
Ataukah kutubmu memang membeku tak jauh beda?
Bukan kutubku di utara
Namun engkau yang memilihku
Untuk diam saja
Membeku tanpa berusaha memberontak
Aku masih tak paham,
Sayangku …
*ahad, 23 okt 2011



v     Resah
Pagi yang tak dingin
Pagi yang tak hangat
Di langit melambung resah
Sekian lama menunggu terang
Tak ada rumput bergoyang
Apalagi daun yang riang
Hanya saja air selalu mengalir
Tak kenal arah, diterjang amarah
Seisi ketakutan yang berkabung
Menguap jadi nada tak bersenandung
*Buper LDP 101010



v     Tetap
Sejauh apapun aku berlari
Jejak kaki tak dapat hilang
Untuk berapa tahun, abad …
Meski bekas dan tak terulang
Aku tak menorah dengan kuas
Tak di atas kanvas atau pasir

Sejauh apapun aku berlari
Hanya berupa bayangan tak rela
Hanya berkata di akhir jumpa

Sejauh apapun aku berlari
Menggapai gapai rahang langit
Di dasar lautan kering
Kuukir, sejahtera nan syahdu
Nama syams di atas lautan
Kering … di atas lautan
Kering …
Kering nan syahdu, sejahtera
*Desember 2010



v     Sendiri
Tiada pendengar setia
Kecuali Allah
Tiada teman setia
Kecuali waktu
Tiada sahabat sejati
Kecuali sendiri
*V TMI

v     Kopi Hitam
Pengembara seperti apa
Pada siang yang dipenuhi asap kopi …
Semampai langkah kau pengembara
Minum kopi
Cukup secangkir, pergi
Semula darab di dalam dada membeku jadi pilu
Yang tersemit …
Apakah palsu kesucianmu o, pengembara?
Saat ada gunjing antara kau dan pilumu
Sepenuh kopi hitam tak bergula
Dan meluap luap … hitam legam!
*30 Maret 2012

v     Anak Jawa Menanti
Aku pengen kamu yang dulu
Tapi aku yakin kamu masih kamu yang dulu
Sampai kapanpun …
Aku yakin
Cuma …
Aku masih belum tau
Kemana kamu yang dulu
*cerita anak Jawa, VI TMI

v     Babu
Akulah sang penyisir di tepi kerinduan
Pada maya di selubuk mata
Di dalam segores asmara
Akulah regina babu cinta
*Villan, 13 Mei ‘11



v     Karenamu
Karenamu,
Cintaku tak pupus
Pada batas kertas dan penaku
Sebab kau punya bahasa
Pada rintik hujan
Atau dengusan angin yang menghempas debu
Bukan engkau
Yang marah namun hampa
Titik rasa benci pernah jadi air
Yang mengalir berhari hari
Maaf,
Karenamu,
Aku jadi terpaku
Pada hidup yang dikata  :
Kau selalu ada
Membisikku bahwa dunia selalu bisa ditaklukkan
Karenamu,
Aku tau bisa
Karenamu,
Sahabat tercintaku
*Pel. Bahasa Indonesia, Alpend 29032011

v     Cerita Anak Bodoh
“Aku ini anak yang bodoh,
Buktinya saja saat ini aku tak sanggup menentukan di jurusan apa aku akan kuliah nanti. Aku ini bodoh, bebal.Entahlah, aku merasa tak punya kemampuan dalam hal apapun kecuali tidur, makan. Saksikan, aku ini anak terbodoh di sekolah, di rumah, bahkan di kamarku sendiri
Dibodoh bodohi oleh komputer butut yang herannya bisa dipakai untuk membodohiku juga.komputer butut yang terpojok di sudut kamar kecilku, tersinari cahaya matahari dari jendela itu membuatku pusing saat ini, juga karena modem sialan itu!!
Apakah aku menyesal mengenal dunia itu?
Dunia maya itu!! Mungkin, karena aku sudah merasa terlalu bodoh”
*TMI, VI

v     Biru
Sepanjang perjalananmu sebiru harumu secarik surat dari ibumu, membasuh sebersih setelah busa sabun bayimu
Titah ibu mengelilingi kesabaranmu pada setiap kesehatan raga, bathinmu, biru.
*Geserna, 14 05 ‘11
v     Ayah
Engkau bagai gunung kudaki
Berjunjung piala suci di puncakmu
Terpanah pada kilau dari matahari
Atau aku menyingsing sebagian semangatku
Untukmu …
*14 mei’11
v     Padang
Untuk sekejap engkau terlahir dengan merdu
Menyebutkanku pada sekotah harap, kota Padang …
Aku nan permai
Yang ditahunya hayat membumbung kuatnya
*1405’11
v     Nafasku
Satu cintaku
Kukan bicara, berbincang segenap jiwaku
Dengan sesejuk angin pagi
Di gundukan jerami
Untuk siapa harap inikah?
Sejumput riang menyerbu sedikit sedikit
Aneh, kamu, dan kami, kita …
Suatu waktu di jalan Ahmad yanie
Walau sedikit melukai bangunanNya.
*PUSKOM, 1405’11



v     Bila
Wes, aku tidak paham
Apapun
Aku tidak mau jalan jalan …
Jalan jalanan hayat ini
Entah, aku tidak paham
Bila,
Aku tidak punya paksa lagi
Itu lagu cintaku
Aku hanya benci lagu lain
Bila,
Robek buat apa?
Lagunya jelek …
*14 Mei 2012



v     Salam Semuanya
Salam semuanya pada hari ini
Kumasukkan tawar dalam asinnya
Aku yang mendengar tanpa menjerit
Bilamana kau menasbihkannya
Kumau tawa tak sejenjang keperawanan yang memilukan sajak
Meskipun tak kulihat biru lagi pada kilauan langit …
Tanpa pagi yang mewah ataupun sabuk malam yang erat
Tiga puluh satu, tiga ratusan kosong melompong
Dan bukan hanya itu
Tidakkah hanya satu kubolehkan menepuk kedua tanganku
Terlihat satu kesenangan yang tak sengaja
Salam semuanya …
Itu deretan kumbang yang merindukan bunga
Itu air laut yang kehilangan asinnya
*31 Mei 2012



v     Tidur
Koran, televisi
Aku ingin menutup mataku yang mengenali ibuku sejak aku punya kesanggupan,
memulainya
Aku menggugat segalanya yang kutagih, aku ingin menutup mataku pada gelapnya doa yang tak terlihatkanmu
Sehati yang rusak oleh yang tak pernah dimulai …
Bisakah aku tidur dan menutup mata, untuk seseorang seperti ibu yang menuntun sejak aku mampu, seruling yang mempertemukan kita pada sesaatnya persahabatan dulu
Katakanlah jika bisa melihatku lagi menutup mata
Tanpa melihat aku berdoa
Aku ingin tidur seperti matahari yang disambut malam gejolaknya
*POS, 3 Juni 2012











BAB III
YANG TERIKAT




v     Rasa Rasanya
Di kejauhan
Mata elang melirik ketus
Sendiri terbalut kebisuan kering
Cercah darah menghitam segumpal
Bermandi kelam penuh safir
Bergemerutuk kekasih hilang ditelan kacau
Di lirikan itu …
Akankah hari ini pertandaMu kan abadi?
Aku ingin lagi belai tanpa tatapan nanar
Sang musafir …
Entah desah itu masih boleh atau sudah membeku
Meski suatu masa telah hilang bergelinding
Walau itu sepercik kisah sedih di hari minggu …
*NY, Omben, April 2012



v     ALGHO
Kucoba ukirkan sebuah prasasti
Tentang kita yang penuh dengan khayalan
Kucoba berikan hikayat cinta tentang kita yang pedih oleh derita
Namun kini seluruhnya telah abadi
Dan kini kita di ujung alibi
Hapuslah semua keterbatasan
Berikan semua kesetiaan
Mari sambut masa datang
Demi pencerahan
Dan raih impian
Demi kemenangan
Sahabat …
Dapatkan mimpi sempurna
*janubiyah, 2011-1012



v     Tak Sama
Guru,
Pedangku tak lagi setajam dulu
Yang kau tinggal sejengkal dari nafasmu
Kuteliti bak karat
Lama sekali kau pergi
Sebongkah kayu bahkan telah lancing
Tak ada yang bisa dipatahkan lagi
Walaupun lidi …
Semuanya menentang
Guru,
Bagaimana kabarmu?
Tinggallah aku yang lemah
Bagaimana ini?
Pedang pedang yang lain
Juga mengarat …
*Bumi Djauhari 4 maret 2011



v     Terlalu Pagi
Untuk menangis
Untuk mengubah hitam
Jadi putih

Jauh di ulu pencarian
Tak ada arti
Terus menerus dilangkahi
Walau tau,

Terlalu pagi untuk menyadari
Sihir apa di hati ini
Tak melangkah jadi goyah
Biar melangkah …
Asal tak salah
*Bondowoso, 17 Sept 2010



v     Nenek Tua
Di atas lautan buih bernyanyi
Menggulung gulung asa manusia manusia suci
Tertera alas yang sejati,
Bumiku ‘pun menangis lagi

Entah itu perkara
yang perempuan tau hanya suara
apakah itu perkara
yang lelaki tau hanya lara

uap api jadi neraka
pesisirpun jadi angkara
apapun yang menerjang
pasti mati juga

telah sepuh terinjak lama
bumiku jadi nenek tua
yang cerewet
yang galak, yang lupa …

bukan perempuan atau lelaki
namun buih masih bernyanyi
sampai langit tak terang lagi
sampai senja tak temukan matahari

tuhan pasti tau
tanpa tinggalkan jejak
untuk membujuk …
untuk merayu …

kapankah kan kembali bercahaya
bumiku yang tua renta
bumiku yang terbatuk batuk
bumiku tercinta
*30nov2010



v     Doa Menjelang Sore
Kemilau senja ini milikkMu
Sedang fajar Engkau yang genggam
Nafas dan jiwa adalah hakMu
Dan di akhiratMu ku ‘kan tenggelam …
*nov10

v     Pak Haji
Ceria sekali mata mata itu
Melambai bak rayuan daun kelapa
Bilang tak iri, berarti iri
Bilang iri …Alhamdulillah lah …
Telah datang segerombolang orang
Yang mata matanya senang jenaka
Tapi menangis sarat rindu
Seperti ingin kembali
Meski ibu dan anak menanti
*BJ 2 Desember 2010



v     Tahun Baru
Di akhir tahun,
Kupupuk lagi harapan itu
Di atas jerami, berlafadz qolby
Di muara lisan
Terpaku aku pada kerontangnya lidah ini
Biar kutinggal jauh hari hariku
Bersama catatan Ilahi di lauhul mahfudz …
*Akhir 1431 Hj.



v     Tinggi
Selembar kekuasaan raja
Tak ku bandingkan berat
Di pangkuan awan
Yang terlapis asa
Berjuta bisik
Bukan berharap
Setidak tidaknya
Paksaan itu terlalu Nampak
Pada titik kasat hitam
Di kerumunan orang
Berbaju putih,
Kekuasaan
*Jumat 8 april 11



v     Duplikat
Lalu,
Setan Arab datang
Pada bunyi petir yang bergetar
Menembus kilauan hujan yang hitam
Entah dari mana kelakuan itu
Setan bergerumun  lewat rumah rumah
Menginjak injak ribuan atap
Berkata : “Lastu syaithon1 …!!”
*16 April 11


v     Lebah
Aku selalu tau
Kumpulan lebah itu
Bukan untuk menggigitku
*ii*



v     Katanya
Kata ibu,
Matahari menangis karena aku
Sampai enggan memberi sinar
Tapi aku kira ibu berbohong
Sebab matahari masih bercahaya
Menyemburatkan sinar yang terang
Lewat bayang dedaunan
Yang bernyanyi
Apa ibu berbohong?
Bahkan pagi hari masih secerah dulu
Ataukah aku yang sulit mengerti
Tentang kata kata ibu
Yang mendayu di usia renta itu?
*keke*_


v     Doa
Lima menit lalu aku beranjak
Menulis kisahku sendiri
Pada awal cahaya itu …
Aku menggali yang tak ku tau
Saat itu,
Ada yang berpendar sedikit melupakan di tengah tengahnya
Apakah aka nada sesuatu lain?
Entah siapa kan tau
*13 mei 2012



v     Kesempurnaan
Kadang, kesempurnaan itu dirindukan
Bahkan dibeli …
Diganti
Dipertaruhkan
tapi tak pernah merasa cukup
Padahal …
Manusia adalah kesempurnaan itu sendiri
*mbak tweetyku yang cantik, 26 mei 2011

v     Waktu
Sang waktu takkan berhenti berlari
Walaupun segelintir luka
Melumuri sesuatu di dalamnya
*V TMI



v     Kesimpulan Lain
Berbagi itu indah
Sabar itu anggun
Tenang itu menyenagkan
Diam itu meredakan
Senyum itu melegakan
Optimis itu sebuah kekuatan
Motivasi adalah tiang
Orang yang disayang adalah rangka kehidupan
Keterbatasan adalah kelebihan
Kelebihan adalah anugrah
Keindahan takkan datang kecuali stelah keterpurukan
*28 Des2010



v     Lagu Terakhir
Perihal kematian …
Pondok teduh menyamar sebentar
Sepersekian laju langkah
Bangunan putihku berkobar
Dan awan berkerumun
Seolah berebut jadi saksi

Dan bau kematian …
Semerbak membuat diam
Sebungkam bumi, sunyi …
Semua,
Bukan hanya satu

Dan nyanyian kematian …
Air matanya terurai
Melihat sepertiga malam yang dilewatinya
Masih seperti lagu lagu yang dulu
Terus berputar
Tanpa sadar, kini lagu itu terhenti
*Pondok berkabung, 27 April 2012



v     Istana Sederhana
Kelima ruang …
Amat sempit
Dijejaki kenangan penuh kenangan
Sesederhana rengkuhan alam
Pada slide memori tua
Di sana aku kecil tumbuh berempat
Merajut kesucian warna bertahun tahun
Entah,
Setetes air hujan sudah lewat
Beberapa hari yang dilalui cinta itu
Menggenang di pelupuk
Ketika kelima ruang tak seperti rasa
Ketika gambar menjelma abu abu
Dipenuhi sesak oleh nafas ribuan cinta
Namun dirasa sunyi seribu kata
Sunyi,
Istana sederhanaku dipenuhi nafas nafas cinta
Tepat kala aku menemukan kami
Hanya tiga pasang kornea …
Nafas itu menusuk ulu hati
Bagai jarum ditekan tekan …
Habis sudah,
Tapi dua-tiga sepermalam
Kami masih bisa berkurung kenangan
Tepat di bawah atap,
Kini …
Istana sederhana yang penuh kenangan
Maukah kau kembali?
Tanpa mengurangi hati di lubuk seseorang
‘Ku menanti
*Lani, 24 April 2012, 00.00 wib menjelang 25 April 2012

v                                         Aligator
Kau alligator!!
Kau makan segala kala lapar
Tak lihat kecil besar …
Darah biru, gahara …
*April 2012



v                                         Dua Luka
Satu aliran darah kita
Sekotah duniamu tak bikin aku iri hati
Biarlah hatimu berkata
Sepagi engkau menangis
Bilanglah saja
Rasa sudimu tak muncul meski matahari tenggelam di timur …
*30 Maret 2012



v                                         Palestina Cinta
Antara pekatu dan batu
Bicaralah semau jemari menyambutnya, untukku
Bicaralah serasi hatimu
Hingga samum menyambutmu dari sejahtera
Ataupun engkau mati
Diguyur pekatu
Aku di garis takdirmu
O, pemuda gala dari Palestina cinta
Ku tahu ku terpecah pecah
Menggelinding, terkapar, teraih
Dan lempar!!
Hingga nanti
Hingga dunia tak jadi saksi lagi
Hingga aku bukan sekedar debu
Akan ku temui kau dengan satu satu potonganku
Atau memberimu saksi pada ruhul jihadmu
O, pemuda gala berjiwa galan dari Palestina cinta
*01 April 2012



v                                         Sang Perebut
Disebutmu dengan beberapa mimpi
Bulus …
Mengecap manis asam sitrat sulam safina
Ku tahu sejak dulu
Mubaligh suci seperti begitu meyakini

Disebutmu dengan beberapa mimpi
Tapi di sini
Aku tidak tahu
Dengan menunjuk satu satunya hati
Di iring kepedihan tiada terperi
Kupikir ku telah tersakiti
Oleh keremangan hati seorang suci
*April 2012



v                                         Alim
(teruntuk satu jarum yang berdarah darah)
Alim …
Engkau tahu?
Sebongkah es telah meleleh
Melumuri lisan lisan papa dari kasat matamu
Engkau tau, hai Alim!
Terlepas seonggok bangkai di sudut bathin
Ketika engkau menyiramku sekalian
Dengan darah!
Sungguh engkau tau …
Paras awam seorang di sini
Saat kau pura pura mengintainya
Sungguh, sekecil semut mataku tak melihat
Sekalipun bumi berteriak
Dan aku melayang terbang melintas angkasa
Membasuh sekalian asa untuk mimpiku
Engkau tau kan?
*setelah ATI, rabu, 10 J. Tsani 1433/ 2 mei 2012



v                                         Abah
Letakkan tanganmu di atas hatiku
Jangan kau genggam
Jangan kau lepas
Biar ia melayang
Di seluruh jagat kerinduanku
Sebab jika aku menatap
Kau selalu hilang
*VI TMI



v                                         Terakhir
Nafasnya terhempas
Bak cincin lucuti jemari kuas hidup
Tak sembari berpisah
Tak ada lagi
Jika memang tertunduk
Langit memang terlalu tinggi
Tak ada lagi
Jika harus berlari
Tali keabadian itu bukan terputus
Jika harus tau
Maka bukan pagi si matahari
Ia hanya menapak
Yang pasti
Bukan menghilang
Sebab juga tidak terputus
Sampai tersenyum
Tertukar senja dan fajar
*khodijah, 19 maret 2011


v                                         Ajal
Ajal,
Bila kuterka ku kan gila
Ajal,
Kupikirkan menangis pilu ku tak tau
Ajal,
Kupersilahkan tongkat hidupku patah
*Desember ‘11



v                                         Kegelapan
Aku memandang dasar laut
Di kolong serba tau
Kutanya jiwanya
Aku melumer cukup mudah

Aku memandang kemilau mentari
Pada remangnya pagi buta
Kutanya kemana dia
Gerimis minta basahi tubuh

Aku paham,
Sepagi ini genggaman tangan mengeras
Kalau kubantah secercah paksa
Kan jadi bukan kegelapan
*Geserna, 14 Mei ‘12



v                                         Kucing Gila
Nakal sekali kucing hutan itu
Ingatannya seolah hilang oleh hujan di hutan
Hantu apa yang merasuki kucing itu?
Ampun saja tak cukup memenuhinya
Inilah kucing gila itu
Entah dari mana datangnya gilanya
*1405’11

v                                         Menyentuhnya
Setengah mati aku melihatnya
Juga setengah mati dianya
Aku memilih tetap melihatnya
Menjadi rakus akan nyawanya
Ke Bali pula!!
Aku melihatnya mati matian
Dinyanyikan orang dia
Masih mati rasa dia
Aku memilih mengikuti langkahnya, eits! Jangan meniru!
Bersantai
Hampir mati!
*14 mei 2012

v                                         Al-Amien
Ini masih ada
Pada detikmu yang semakin resah menguap hawa panas pada sendi sendi ingatan tentangmu
Di tahun yang serba telanjang dan cerewet ini
Sedikit meski tak banyak
Jangan lupa ya Amien …
Ini aku di sini, tinggal terpojok pada bangku ujian yang terhalang tabir
Jangan lupakan ya Amien
Di ujianku mencintaimu yang dicintai
Dengan tiada lagi tahun ujian, atau pelipis yang terluka
Kucintaimu ya Amien …
Dengan penuh takjub sampai engkau mengerti tentang pesanku yang terlalu jauh …
Masih ada di sini berderet puluhan kursi yang mengingatmu
Sampai engkau mengerti tidak hanya di sini, yang ada …
Masih ada, di sini atau di sana
Di bangku ujian tentangmu, kami yang mencintai …
Terlepas dari ujian ini
*29 Mei 2012



v                                         Petuah Ringkih
Di suatu saat padamnya dammar
Pada kesaksian sesaat
Dan pada hilangnya kabut
Kutunjuk engkau petuah ringkih …
Dan aku ketakutan
                              Entah belok ini sejenak mendekapku dengan ribuan siasat
                              Mengelabui seiris setiap nafas
                              Merasa hilang sekenanya
                              Berputar putar …
Engkau petuah ringkih
Kehilangan ajal
Di dalam aku yang hidup
*jam pertama, EB, 26 Mei 2012





v                                         Momo
Jika tidak perginya kegelapan dalam terangmu yang mempesona
Mungkin ku tak dapat merenungimu dalam di sini
Kuingat beberapa hari lalu
Di saat mega merona mencintaiku
Mulut-lisan tak bisu, itu karenamu mendapatkan terangmu
Aku turut bahagia. Mo.
*26 Mei 2012

v                                         Lalat
Meluncur merana, bingung juga, kelas tiga banyak lalatnya di sana
Kalau kita lihat sementara, kelas kelas yang sempurna saja
Kau kira mahal ya kebun kita?
Kita tak kelas tiga lagi lagi!
Bila saja kita tak mengendap akan takut yang anggun, karena kita bukan nur memang
Melainkan engkau kelas tersopan di dunia paling banyak lalatnya
Dia merana saat menyanyi di tengah tengah jalan, dikira jalan gratis semau bapak ibunya
Segera tiga talak serempak memantul berseragam, mampus kau!
*Lab. Bahasa 2012




IDENTITAS
 Ashfamaryah, nama pena dari UMAYYAH. Biasa dipanggil U atau Ume’, sependek itu dan itu saja sudah cukup. Anak terakhir dari beberapa saudara yang tak dapat disebutkan dari Siti Atifah dan Abdul Aziez, pasangan suami istri yang bahagia dunia-akhirat (amien ..^) terlahir di sebuah desa yang jarang diketahui orang, bernama Kampung tengah, Sukowono pelosok kabupaten Jember yang damai pada hari ke-28 di bulan dan tahun hijriyah 18 tahun silam.Menulis sejak TK dan baru berminat benar pada akhir masa Mts di TMI Al-Amien Prenduan.Mengidolakan Joni Ariadinata, Akbar Zainuddin dan BIG BANG (lalala, yang keren dikit, hehhe). Meski karyanya baru masuk majalah dinding marhalah, bertekad tak akan menyerah sampai semua karyanya tak hanya dibaca orang semarhalah sampai dapat dinikmati semua umat manusia di bumi (sampai akhirat) ini.
Bisa dan tegar untuk menerima kritik dan saran guna memperbaiki diri atau tulisan serta lain sebagainya dari siapapun lewat:
-         E-mail : umay_joe@yahoo.com